-->

Thursday, 11 October 2018

Permudah Pola Tanam, Kementan Bagikan 300 Ribu Mesin Pertanian



Jakarta - Sejauh ini Kementerian Pertanian di bawah arahan Amran Sulaiman telah menggelontorkan lebih dari 300 ribu alat dan mesin pertanian (alsintan) berbagai jenis ke seluruh pelosok Tanah Air.

Menurut Dirketur Jenderal Hortikultura Suwandi penggunaan alsintan di kalangan petani memungkinkan untuk mengatur pola tanam menjadi lebih mudah dan cepat.

"Dengan alsintan, kita bisa atur pola tanam dalam skala luas secara lebih mudah dan cepat. Selain itu, produk kita bisa lebih kompetitif," kata Suwandi dalam keterangan tertulis, Senin (20/8/2018).

Suwadi menambahkan alsintan juga dapat memberikan efisiensi dalam pertanian seperti dalam budidaya cabai. Penggunaan mekanisasi petanian secara umum dapat bisa menekan biaya kerja hingga 40%. Dengan begitu, titik impas atau Break Event Point (BEP) produksi cabai jauh lebih murah.

"BEP produksi cabai dari Rp 10.200 menjadi hanya sekitar Rp 5.300 per kg. Petani untung, biaya kecil, produksi dan kualitas cabainya malah semakin naik," urainya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Wijayanti, menuturkan pihaknya akan terus memfasilitasi kebutuhan alsintan untuk budidaya dan pascapanen bagi petani hortikultura di daerahnya. 

Ia mengatakan, petani di Magelang sangat terbantu dengan makin banyaknya bantuan alsintan seperti handtractor, kultivator, sprinkle hingga motor roda 3. 

"Kami juga dorong penggunaan teknologi seperti ozoniser untuk menyimpan cabai, mesin pengolah pasta, dryer dan sebagainya," tutur dia.

Diakui oleh petani cabai di daerah Tegalrejo Magelang bernama Widodo, bantuan alsintan dari Kementan dapat mempercepat pengolahan lahan dan menekan biaya pengolahan lahan hingga 90%. 

"Biasanya kalau dengan nyangkul, kami harus keluarkan biaya Rp 1 juta tiap 1.000 meter persegi lahan. Dengan kombinasi handtraktor dan kultivator, kami cukup keluar 4 liter solar dan ongkos operator Rp 50 ribu per 1.000 meter persegi," ungkap Widodo.

Dengan demikian, lanjut Widodo, jika menggunakan buruh cangkul, biaya pengolahan lahan cabai yang dikeluarkan sebesar Rp 10 juta per ha. Namun, dengan menggunakan alsintan, biaya turun drastis yakni hanya Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta per ha.

"Dari perbandingan ini, terlihat dengan jelas biaya pengolahan lahan menggunakan alsintan jauh lebih efisien. Bahkan efektif, hemat waktu. Jadi, kebijakan Menteri Amran sangat tepat memajukan pertanian," sebut dia.

Direktur Usaha Karya Bersama (UKB) sekaligus Ketua Paguyuban 15 Bengkel di 7 Kabupaten, Hary Martono mengatakan siap melayani permintaan alsintan di seluruh indonesia. Produk dihasilkan bagi petani di antaranya Kultivator, Grader, APPO, pengolahan pascapanen cabai, bawang merah serta tomat. 

"Semua produk ini bisa kami desain sesuai dengan permintaan petani sehingga akan efisien yang nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani," pungkasnya.

Artikel Asli >
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post