Dalam
upaya meningkatkan nilai gizi masyarakat, PadiBadan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman
(BB Padi) berhasil mengusulkan galur-galur padi untuk dilepas sebagai varietas
baru padi kandungan Zn tinggi.
Pengusulan sejumlah galur padi kandungan Zn
tinggi tersebut merupakan kolaborasi penelitian dengan IRRI (International Rice
Research Institute) dan Harvest Plust Project (kolaborasi CIAT dan IFPRI).
Uji Multi Lokasi galur-galur dengan kandungan
Zn tinggi telah dilakukan pada tahun 2016 – 2017 yang bekerjasama dengan
Harvest Plus (Proyek kolaborasi CIAT dan IFPRI) dan telah teridentifikasi tiga
galur untuk diusulkan pelepasannya sebagai varietas unggul baru. Calon varietas
tersebut adalah IR97477-115-1-CRB-0-SKI-1-SKI-0-2 (Inpari 46 Nutri Zinc),
IR99680-3-CRB-0-SKI-1-SKI-2-5 (Inpari 47 Nutri zinc), dan IR99270-34-2-1
(Inpari 48 Nutri Zinc).
Sidang pelepasan varietas bersama tim
penilai pelepas varietas tanaman pangan, dibawah koordinasi Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dilaksanakan di Bogor, Rabu, (3/10/2018). Dari 3 galur
yang diusulkan, galur IR97477-115-1-CRB-0-SKI-1-SKI-0-2 yang lulus untuk
dilepas sebagai varietas unggul kandungan Zn tinggi dengan nama varietas Inpari
46 NutriZinc.
Varietas yang baru dilepas ini diharapkan akan
mampu meningkatkan nilai gizi masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya
di beberapa tempat dapat mengatasi kondisi gizi Zn buruk yang ditandai antara
lain dengan adanya prevalensi kekerdilan (stunting) yang tinggi. Selain
itu, varietas baru tersebut bisa dikembangkan dan dimanfaatkan petani, sehingga
mampu menunjang upaya menjaga ketahanan gizi masyarakat dan ketahanan pangan
nasional.
Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,
Dr. Priatna Sasmita dalam wawancaranya mengungkapkan “Galur-galur yang
diusulkan tersebut memiliki kandungan Zn dalam beras paling tinggi diantara
galur yang diuji, sehingga sangat prospektif untuk dilepas sebagai varietas
padi unggul baru dengan keunggulan kandungan Zn tinggi, produktivitas tinggi,
tahan WBC, Blas, dan Tungro, serta rasa nasi enak dan pulen”, ungkap Priatna,
Rabu (3/10/2018).
Lebih lanjut Ia menambahkan “Perlu kita
ketahui bersama bahwa padi merupakan makanan pokok penduduk Indonesia, namun
pada umumnya varietas padi yang ada memiliki kandungan Zn yang rendah, dalam
upaya mengatasi kekurangan gizi Zn tersebut, Balitbangtan melakukan perakitan
varietas yang memiliki kandungan gizi target antara lain Zn yang tinggi, sesuai
dengan tingkat yang dibutuhkan, tambahnya.
Upaya pemuliaan untuk meningkatkan kandungan
gizi Zn pada padi telah dilakukan di IRRI (Internasional Rice Research
Institute) sejak tahun 2000-an mulai dengan pengujian plasma nutfah, serta
pembentukan materi pemuliaan baik menggunakan teknik konvensional maupun bioteknologi.
Material pemuliaan tersebut telah diuji di negara-negara kolaborator
penelitian, antara lain Philippines, Bangladesh, dan Indonesia.
Pengujian materi pemuliaan padi Zn tinggi dari
IRRI mulai diuji di Indonesia pada tahun 2009 dan diintensifkan mulai pada
tahun 2013. Pemurnian dan seleksi materi-materi pemuliaan tersebut telah
menghasilkan galur-galur harapan yang mulai diuji multi lokasi pada tahun 2016.
Dengan lulusnya sidang pelepasan varietas
tersebut, diharapkan bisa memberikan alternatif bahan tanaman bermutu kepada
petani di lahan sawah irigasi dengan kandungan gizi Zn tinggi, rasa nasi
disukai, relatif tahan terhadap hama/penyakit utama, dan daya hasil relatif
tinggi.(Shr/MN)