-->

Wednesday 31 July 2019

Cara Budidaya Daun Bawang

Cara Budidaya Daun Bawang

cara-budidaya-daun-bawang

Croppiz.com - Bawang daun yang tidak sedikit dibudidayakan di Indonesia terdapat tiga macam, yaitu:

  • Bawang prei atau leek (Allium porum L.), tidak berumbi dan memiliki daun yang lebih lebar dikomparasikan dengan bawang merah maupun bawang putih, pelepahnya panjang dan liat serta unsur dalam daun berbentuk pipih.
  • Kucai (Allium schoercoprasum), memiliki daun kecil, panjang, rongga di dalam daun kecil dan berwarna hijau, serta berumbi kecil.
  • Bawang bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum), berdaun bulat panjang dengan rongga dalam daun laksana pipa, kadang-kadang berumbi.


Bawang daun mempunyai wewangian dan rasa yang khas, sehingga tidak sedikit digunakan untuk gabungan masakan laksana soto, sop dan lainnya, dan juga tidak sedikit dibutuhkan oleh perusahan produsen mie instan.

PERSYARATAN TUMBUH

Bawang daun sesuai tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan elevasi 250-1500 m dpl, meskipun di dataran rendah anakan bawang daun tidak terlampau banyak. Daerah dengan curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18-25oC sesuai untuk perkembangan bawang daun. Tanaman ini menghendaki pH netral (6,5-7,5) dengan jenis tanah Andosol (bekas lahan gunung berapi) atau tanah lempung berpasir.

BUDIDAYA TANAMAN

1. Benih
Benih bawang daun bisa berasal dari biji atau dari tunas anakan (stek tunas). Tunas didapatkan dengan teknik memisahkan anakan yang sehat dan bagus pertumbuhannya dari induknya. Benih bawang yang berasal dari biji mempunyai kekurangan yaitu masa-masa panen yang lebih lama dikomparasikan dengan embrio yang berasal dari tunas anakan.

2. Persemaian
Bibit dari stek tunas bisa langsung ditanam di lapangan dengan terlebih dahulu meminimalisir perakarannya untuk meminimalisir penguapan. Benih dari biji mesti disemai dahulu sebelum ditanam di lapangan. Media semai berupa gabungan pupuk kandang dan tanah (1:1) yang sudah digemburkan. Biji disebar merata kemudian diblokir dengan lapisan tanah tipis (dengan ketebalan 0,5-1 cm) dan diguyur secukupnya. Bibit siap dialihkan ke lapangan bila telah memiliki 2-3 helai daun.

3. Penyiapan lahan dan penanaman
Lahan dicangkul dengan kedalamam 30-40 cm lantas ditambahkan pupuk kandang. ini dilaksanakan karena bawang daun menghendaki tanah yang gembur guna pertumbuhannya. Kemudian siapkan bedengan dengan lebar 1-1,2 m dengan panjang cocok dengan situasi lahan. Parit antar bedengan diciptakan dengan kedalaman 30 cm dan lebar 30 cm. Pembuatan parit paling diperlukan supaya drainase lancar sebab bawang daun tidak menyenangi adanya genangan air. Jarak tanam yang dipakai 20 cm x 25 cm, 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 30 cm. Penanaman dilaksanakan dengan teknik membuat lubang tanam kecil dan bibit atau tunas anakan ditanam dengan posisi tegak lurus dan ditimbun dengan tanah pulang dan disiram.

4. Pemeliharaan
Penyiangan terhadap gulma dapat dilaksanakan bersamaan dengan pendangiran guna menggemburkan tanah yang merasakan pemadatan. Di samping itu dibutuhkan penimbunan pada pangkal batang. Langkah ini dibutuhkan untuk menemukan warna putih pada batang semu bawang daun. Bawang daun berbobot | berbobot | berkualitas mempunyai batang semu yang berwarna putih dengan panjang tidak cukup lebih 1/3 borongan tanaman. Batang semu yang berwarna putih rasanya lebih enak sementara yang berwarna hijau sehingga tidak cukup disukai. Penimbunan batang usahakan dilaksanakan secara bertahap guna menghindari pembusukan batang dan daun terutama ketika tanaman masih muda.

Penyiraman mesti dilaksanakan bila bawang daun ditanam pada musim kemarau, sedangkan bilamana ditanam dimusim penghujan saluran harus diacuhkan dengan baik supaya tidak terjadi genangan air di lahan.

Pemupukan terdiri dari pupuk kandang yang diserahkan pada ketika pengolahan tanah dengan takaran 10-15 ton/ ha. Pupuk beda yang diperlukan ialah pupuk Urea 200 kg/ha yang diserahkan 2 kali yakni pada ketika tanaman berumur 21 hari (setengah dosis) dan sisanya pada ketika tanaman berumur 42 hari. Pupuk SP 36 dan KCl juga diserahkan dua kali laksana pupuk Urea, dengan takaran pemupukan kesatu SP 36 50 kg dan KCl 50 kg, dan pemupukan kedua SP 36 50 kg dan KCl 25 kg. Pemupukan dilaksanakan dengan menciptakan larikan tidak cukup lebih 5 cm di kiri dan kanan batang, dan menaburkan pupuk pada larikan itu dan menimbunnya pulang dengan tanah.

5. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Hama yang tidak sedikit ditemukan di pertanaman bawang daun antara lain ialah Agrotis sp. (menyebabkan batang terpotong dan putus sampai-sampai tanaman mati), Spodoptera exigua (ulat bawang yang memakan daun bawang daun), dan Thrips tabaci (menghisap cairan daun. Pengendalian ulat bawang secara mekanis dapat dilaksanakan dengan mengumpulkan kumpulan telur dan memusnahkannya. Pengendalian dengan pestisida mesti dilaksanakan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, teknik aplikasi, interval maupun masa-masa aplikasinya.

Penyakit yang menyerang tumbuhan bawang daun ialah Erwinia carotovora dengan fenomena berupa busuk lunak, basah dan menerbitkan bau yang tidak enak, selain tersebut juga serangan Alternaria porri (bercak ungu) yang menyerang daun. Pengendalian penyakit ini dapat dilaksanakan dengan pergiliran tumbuhan untuk memutus siklus hidup penyakit dan sanitasi kebun supaya tidak lembab. Kondisi kebun yang kotor dan lembab mengakibatkan penyakit bisa berkembang dengan cepat.

6. Panen dan Pascapanen
Tanaman bawang daun mulai bisa dipanen pada usia 2 bulan sesudah tanam. Potensi haslnya berkisar antara 7-15 ton/ha. Pemanenan dilaksanakan dengan menarik keluar seluruh bagian tumbuhan termasuk akar, buang akar dan daun yang busuk atau layu. Apabila bawang daun bakal ditanam berpulang kepada pertanaman berikutnya, maka dilaksanakan pemilihan tunas anakan yang sehat dan bagus pertumbuhannya kemudian diceraikan dari bagian tumbuhan yang berkeinginan dijual.

Sortasi sederhana dilaksanakan menggabungkan rumpun yang berdaun besar secara terpisah dengan rumpun yang berdaun kecil. Pengikatan rumpun bawang daun dilaksanakan dengan lebih dahulu memberi alas pada unsur luar rumpun sampai-sampai ikatan tidak langsung tentang rumpun bawang daun. Bawang daun tidak dapat ditabung lama, sampai-sampai usahakan segera dipasarkan supaya mutunya masih terjaga ketika sampai ke tangan konsumen.
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post