-->

Wednesday 17 July 2019

Prospek Buah Anggur Hijau di Indonesia

Prospek Buah Anggur Hijau di Indonesia

prospek-buah-anggur-hijau-di-indonesia

Croppiz.com - Anggur ialah tanaman pribumi Eropa dan Asia Tengah yang sekarang sudah ditanam di sekian banyak  belahan bumi, tergolong di tanah air. Manfaat anggur untuk kesehatan sudah terbukti , yaitu dapat menyehatkan jantung, terutama sebab kandungan flavonoid, resveratrol, serta polifenolat. Pada simposium internasional tentang efek kesehatan dari buah-buahan dan sayuran, para berpengalaman menunjukkan konsumsi anggur dapat meningkatkan faedah jantung, menangkal pembesaran hati dan ginjal, serta mengurangi kehancuran oksidatif pada jantung dan ginjal.

Anggur ialah buah impor yang dari segi volume menempati ranking kelima terbesar setelah apel, jeruk, pear dan kurma. Tetapi dari segi nilai, rankingnya menempati tempat keempat. Sebab harga anggur lebih tinggi dibanding kurma. Buah yang berasal dari lembah salah satu sungai Tigris dan Eufrat ini telah dibudidayakan oleh insan sekitar 4.000 tahun SM.

Dengan mudah saya dan anda bisa menemui buah anggur impor di supermarket, pasar tradisional, toko buah dan kios buah di sepanjang jalan. mulai yang berwarna merah, hijau dan ungu dengan kisaran harga yang tinggi antara Rp.30.000,- Rp.60.000/kg. guna membaningkan buah anggur produksi domestik yang harganya berkisar Rp. 15.000,-Rp.25.000,-. Melihat pertumbuhan impor yang begitu pesat menjadi pertanyaan buat anda apakah Indonesia tidak dapat menghasilkan anggur laksana anggur impor? Sebenarnya anggur bisa ditanam di Indonesia pada sejumlah daerah yang memiliki kecocokan syarat tumbuh. Bila kita menempatkan anggur varietas unggul di lokasi yang cocok dan budidaya yang baik, bukannya tidak mungkin saya dan anda bisa menghasilkan buah anggur yang bisa menyaingi buah impor.

Indonesia punya koleksi puluhan jenis anggur, baik guna buah segar, wine maupun kismis. Kebun koleksi anggur itu bertempat di Banjarsari, Pasuruan. Jadi pengembangan buah ini sebenarnya paling strategis. Sumber bibitnya ada, agroklimatnya mendukung, pasarnya pun ada. Paling tidak guna subtitusi anggur impor. dikomparasikan dengan area sub tropis, Indonesia sebagai negeri tropis sebenarnya pun punya sejumlah keunggulan, disamping sejumlah kelemahannya. Produktifitas anggur di area tropis, lebih rendah dibanding dengan area sub tropis. Jika di area sub tropis hasil optimal anggur dapat mencapai 20 ton per hektar per tahun, maka di negeri kita melulu separonya. Tetapi panen anggur di area sub tropis hanya dapat sekali dalam setahun. Di negeri kita dapat hampir tiga kali, bahkan ketika panennya pun dapat kita atur sepanjang tahun.

Kalau usia panen anggur 105 hari sejak pemangkasan daun, maka dalam satu tahun (365 hari) logikanya dapat panen 3 kali. Namun anggur menuntut masa tidur 20 hari setelah berakhir panen sampai ketika pemangkasan. Hingga total dalam 375 hari (setahun lebih 10 hari) anda akan panen anggur sejumlah tiga kali. Jadi bila kita menghitung produktifitas per hektar per musim tanam, anda kalah dengan negeri sub tropis. Tetapi bila kita menghitung tingkat produktifitas per hektar per tahun, maka anggur anda lebih produktif. Sebab dalam tenggang masa-masa 375 hari tersebut, rata-rata anda akan menghasilkan 30 ton anggur dalam tiga kali panen. Dengan daftar lahan yang anda tanami anggur adalahlahan berpengairan teknis. Bisa berupa sawah atau lahan kering yang diberi sarana pengairan baik. Aplikasi pemupukan, baik organik maupun anorganik pun harus cukup. Sebab bila tidak, tingkat produktifitasnya bakal terus menurun sampai kurang dari 10 ton per hektar per musim panen.

Investasi paling sedikit untuk membuka kebun anggur, per hektarnya dapat mencapai Rp 150.000.000,- Alokasi dana terbesar untuk membina para-para (bisa pun pagar guna sistem knifin), guna sarana pengairan, pagar kebun dan bangunan serta jalan kebun. Bagi bibit dan penanamannya sendiri tidak terlampau mahal. Beda dengan buah-buahan tumbuhan keras lainya laksana mangga atau durian yang membutuhkan skala paling tidak 10 hektar, anggur lumayan dengan skala paling tidak 2 hektar untuk destinasi komersial. Para petani di Kediri yang melulu memanfaatkan pekarangan rumahnya sebagai “kebun anggur” tidak dapat disebut sebagai berskala komersial. Dengan bibit dan perawatan yang baik, dalam masa-masa 2,5 tahun anggur telah mulai berproduksi. Dengan hasil optimal 10 ton, dengan harga jual di tingkat petani Rp 4.000,- per kg. maka akan didapatkan hasil kotor Rp 40.000.000,- sekali panen atau Rp 120.000.000,- dalam masa-masa 375 hari (1 tahun 10 hari). Namun deviden bersihnya masih mesti dikurangi ongkos operasional dan penyusutan.

Biaya operasional terbesar ialah untuk tenaga kerja dan pupuk. Bagi menghasilkan 10 ton buah per panen, dibutuhkan pupuk organik 5 ton (1 truk besar) per hektar. Pupuk kimianya mencakup ZA, Sp, KCL, NPK dan sekian banyak  unsur mikro hingga sekitar 1 ton. Masih dibutuhkan pula Zat Perangsang Tumbuh (hormon tanaman) dan pestisida, khususnya insektisida, fungisida dan bakterisida. Total ongkos operasional tergolong untuk paking buah, dapat mencapai Rp 20.000.000,- per musim tanam. Hingga hasil bersihnya melulu sekitar Rp 20.000.000,-per panen. Kalau duit yang kita pakai adalahpinjaman komersial dengan grace period 3 tahun, dan masa pengembalian 5 tahun maka hasil bersih tadi masih akan dicukur untuk membayar angsuran dan bunga pinjaman. Tetapi secara kasar, menempatkan anggur untuk dijual sebagai buah segar lumayan menguntungkan. Sebab semakin tua usia tanaman, tingkat produktifitasnya bakal semakin tinggi.

Baca Juga :

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post